Pendidikan karakter adalah hal yang paling krusial dalam dunia pendidikan. Pendidikan ini adalah pilar yang menentukan apakah pendidikan dapat bermanfaat atau justru menjadi malapetaka bagi umat manusia. Hal yang paling ditakuti guru bukanlah siswa yang tidak mampu mengikuti pelajaran matematika atau pelajaran rumit lainnya. Guru lebih khawatir jika siswa tidak dapat belajar mengantre. Mengapa? Karena antrean memuat indikator karakter dari seseorang yang telah berhasil terdidik. Ketika siswa mampu mengantre, berarti siswa telah mempelajari konsekuensi dari persiapan yang kurang matang, yakni nomor antrean belakang. Sebaliknya, jika mereka sudah datang lebih dulu, mereka akan mendapatkan nomor antrean lebih awal dan mendapatkan keunggulan berupa waktu antrean yang lebih singkat. Mengantre memberikan pelajaran mengenai menjalankan dan menghargai sistem, hak orang lain, disiplin diri, serta konsekuen terhadap perbuatan diri sendiri. Karakter adalah pondasi dari soft skill yang justru lebih menunjang tingkat kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Kemampuan teknis hebat yang tidak diiringi karakter yang baik adalah percuma. Ia tidak akan mampu bekerjasama dan berempati kepada rekannya. Selain itu, penggunaan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh karakter yang tidak baik juga akan menghadirkan konsekuensi yang buruk.